Sabtu, 19 Desember, saya merasa terhormat menerima sambutan hangat
dari KH Muh. Nuru Soleh yang bersedia “turun gunung” dari pertapaannya
di Gunung Argopuro, gunung angker di Probolinggo - Jawa Timur yang
terkenal dengan kisah misteri legenda Dewi Rengganis yang hilang bersama
dayang-dayangnya.
Saya mendengar bahwa Kiai yang sudah sepuh
ini bahkan tidak pernah meninggalkan ibadah menyepinya itu di Hari Raya
Idul Fitri, atau bahkan saat acara-acara besar lainnya. Tetapi pagi
itu Beliau justru mengundang saya bertamu di rumahnya yang sederhana,
memperkenalkan saya kepada istri, anak, dan cucunya, bahkan mengajak
saya untuk berbicara empat mata. Saya mendapatkan banyak masukan
mengenai perkembangan radikalisme dan bahaya narkoba di sekitar
wilayahnya.
Saya kemudian
diberi kesempatan untuk memberikan sambutan di Pondok Pesantren
Annuriyah Desa Kaliwining Kab. Jember, di acara pengajian Ikatan
Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsabandiyah (ITQON) dalam rangka Maulid Nabi
Muhammad SAW 1437 H dan Haul masyayikh annuriyah.
Saya mengingatkan
semua yang hadir mengenai pentingnya pendidikan dalam menyambut era
perdagangan bebas dunia, bahaya narkoba, serta pentingnya
deradikalisasi.
Saya senang mendengar pernyataan dari Ketua ITQON
bapak H. Hasim Ma’ani yang berkata bahwa,”Kami tidak mungkin ikut ISIS
karena kami mengendalikan hawa nafsu.”
Pernyataan ini penting, karena mencerminkan semangat Islam sebagai agama yang rahmani (atas dasar kasih untuk perdamaian).
Mari kita semua terus bekerja dengan sepenuh hati dan pikiran, untuk mendukung kemajuan Bangsa Indonesia di masa depan.
0 Comments